+66 burung elang
Dalam beberapa jenis burung di bawah ini termasuk kategori hewan dilindungi dan hampir punah akibat ancaman manusia yang punya sifat serakah.
1. Accipiter badius (elang alap shikra)
Lokasi dapat ditemukan pada hutan, lahan pertanian, dan daerah perkotaan luas di Asia dan Afrika yang berukuran panjang 26-30 cm. Burung Jantan memiliki iris merah dari betina dan ukuran tubuh betina lebih besar. Burung dewasa berwarna keputihan pada sela kaki, pada dada berwarna garis gelap serta bintik-bintik, bulu sedikit sementara ekor memiliki garis-garis gelap tetapi sempit. Burung ini memakan hewan pengerat, burung kecil, reptil kecil, tupai. Musim kawin burung ini saat musim panas diantara bulan Maret sampai Juni dan akan bertelur 3-7 butir dengan waktu inkubasi 18-21 hari. Cara membuat sarang seperti burung gagak.
2. Accipiter cirrocephalus (elang alap kalung)
Lokasi dapat ditemukan pada Maluku, Papua, dan Australia. Secara lokal dapat ditemui di Pulau Seram, Pulau Buru, Irian Jaya yang berukuran panjang 29-38 cm. Burung memiliki mata coklat sampai kuning pucat, tungkai dan kaki kuning pucat. Burung ini memakan burung kecil, merpati jambul, burung bowerbird tutul, serangga, kadal, mamalia kecil dan kelelawar kecil. Musim kawin burung ini saat bulan Juli hingga Desember dan akan bertelur 2-5 butir dengan waktu inkubasi 28-35 hari. Cara membuat sarang dilapisi dengan daun hijau.
3. Accipiter erythrauchen (elang alap maluku)
Lokasi dapat ditemukan pada Maluku. Sebagian besar berwarna abu-abu gelap, berwarna abu-abu biru dengan leher kusut dengan kaki kuning ada juga yang sedikit merah dan paruh berujung hitam kuning. Anaknya berwarna coklat. (tidak ada data).
4. Accipiter fasciatus (elang alap coklat)
Lokasi dapat ditemukan pada Australia, Wallacea, New Guinea, Kaledonia Baru, Vanuatu dan Fiji yang berukuran panjang 40–55 cm. Bagian depan burung memiliki garis-garis coklat abu bahkan warnanya hampir serupa dengan burung pipit berkerah tetapi ukuran lebih besar. Burung ini memakan burung sedang, tikus, kelinci, kaka tua, merpati. Musim kawin burung ini akan bertelur 2-4 butir dengan waktu inkubasi 30 hari. Cara membuat sarang dilapisi dengan daun hijau.
5. Accipiter griseiceps (elang alap kepala-kelabu)
Lokasi dapat ditemukan pada hanya terbatas di Pulau Sulawesi, Pulau Togian, Pulau Muna, dan Pulau Butung. Burung ini memakan kadal, serangga, mamalia.
6. Accipiter gularis (elang alap nipon)
Lokasi dapat ditemukan kembang biak di Siberia, Jepang, Cina, Korea saat musim dingin burung ini ke filipina dan indonesia area wilayah terbuka dan berhutan. Burung ini memiliki panjang 23-30 cm dan burung laki laki pada bagian bawah sayap lebih gelap serta bawah sedikit lebih bergaris. Sedangkan bagian burung memiliki warna abu-abu tua dengan mata merah dan untuk betina memiliki mata lebih kuning serta bagian bawah bergaris lebih gelap. Pada anak burung memiliki warna coklat di bagian atas dan guratan di dada. Burung ini memakan burung kecil dan kelelawar.
7. Accipiter henicogrammus (elang alap Halmahera)
Lokasi dapat ditemukan di kota Halmahera , Indonesia dengan habitat hutan dan pegunungan lembab.
8. Accipiter hiogaster (elang alap kelabu)
Lokasi dapat ditemukan di Papua Nugini (asli Indonesia) ,dan Kepulauan Solomon. Burung ini memiliki warna mirip seperti Accipiter griseiceps pada bagian dada atas dan bagian bawah lebih ke Accipiter henicogrammus.
9. Accipiter melanochlamys (elang alap mantel-hitam)
Lokasi dapat ditemukan di New Guinea pada dataran rendah dengan suhu lembab. Burung ini memiliki warna hitam pada bagian luar, terdapat warna coklat pada leher dan bagian dada burung ada yang berwarna coklat juga ada yang hitam.
10. Accipiter meyerianus (elang alap meyer)
Lokasi dapat ditemukan di Maluku, New Guinea, Kepulauan Bismarck dan Kepulauan Solomon. Burung ini berada di hutan lembab (subtropis) dan burung memiliki warna abu-abu strip hitam dengan sayap punggung berwarna hitam.
11. Accipiter nanus (elang alap kecil)
Lokasi dapat ditemukan di pulau Sulawesi dan Buton di Indonesia. Burung ini hanya memiliki ukuran 25 cm terkecil diantara keluarga elang dan terlihat sangat mirip dengan burung pipit. Warna burung ini dada bagian atas warna coklat, dada bagian bawah warna abu abu dan bagian belakang berwarna hitam. Burung ini berada di hutan lembab (subtropis).
12. Accipiter nisus (elang alap Eurasia)
https://animaldiversity.org. Burung ini memiliki panjang 24-34cm untuk jantan sedangkan betinanya memiliki panjang 35-41cm dan musim berkembang biak di bulan april sampai agustus. Jumlah bertelur 4-5 butir dengan masa inkubasi 33-35 hari, Umur hewan ini mencapai 20 tahun. Hewan ini memangsa burung kecil, kelinci, tikus, tupai serat mamalia kecil lainnya.
13. Accipiter poliocephalus (elang alap pucat-sosonokan)
14. Accipiter rhodogaster (elang alap dada-merah)
15. Accipiter soloensis (elang alap cina)
16. Accipiter sylvestris (elang alap tenggara)
17. Accipiter trinotatus (elang alap ekor-totol)
18. Accipiter trivirgatus (elang alap jambul)
19. Accipiter virgatus (elang alap besra)
20. Aquila audax (rajawali ekor-baji)
21. Aquila fasciata (elang bonelli)
22. Aquila gurneyi (rajawali kuskus)
23. Aviceda jerdoni (baza jerdon)
24. Aviceda leuphotes (baza hitam)
25. Aviceda subcristata (baza pasifik)
26. Butastur indicus (elang kelabu)
27. Butastur liventer (elang sayap-coklat)
28. Butastur teesa (elang mata putih)
29. Buteo japonicus (elang buteo)
30. Circaetus gallicus (elang ular jari-pendek)
31. Circus aeruginosus (elang rawa katak)
32. Circus approximans (elang rawa coklat)
33. Circus assimilis (elang rawa tutul)
34. Circus melanoleucos (elang rawa tangling)
35. Circus spilonotus (elang rawa timur)
36. Circus spilothorax (elang rawa papua)
37. Clanga clanga (rajawali totol)
38. Elanus caeruleus (elang tikus)
39. Erythrotriorchis buergersi (elang alap bahu coklat)
40. Gyps himalayensis (nasar Himalaya)
41. Haliaeetus leucogaster (elang laut perut-putih)
42. Haliastur indus (elang bondol)
43. Haliastur sphenurus (elang siul)
44. Harpyopsis novaeguineae (rajawali papua)
45. Henicopernis longicauda (elang ekor-panjang)
46. Hieraaetus pennatus (elang setiwel)
47. Hieraaetus weiskei (elang kecil)
48. Ichthyophaga humilis (elang ikan kecil)
49. Ichthyophaga ichthyaetus (elang ikan kepala-kelabu)
50. Ictinaetus malaiensis (elang hitam)
51. Lophotriorchis kienerii (elang perut-karat)
52. Macheiramphus alcinus (elang kelelawar)
53. Megatriorchis doriae (elang alap doria)
54. Milvus migrans (elang paria)
55. Nisaetus alboniger (elang gunung)
56. Nisaetus bartelsi (elang jawa)
57. Nisaetus cirrhatus (elang brontok)
58. Nisaetus floris (elang flores)
59. Nisaetus lanceolatus (elang Sulawesi)
60. Nisaetus nanus (elang wallace)
61. Pandion haliaetus (elang tiram)
62. Pernis celebensis (sikep madu sulawesi)
63. Pernis ptilorhynchus (sikep madu asia)
64. Spilornis cheela (elang ular bido)
65. Spilornis kinabaluensis (elang ular kinabalu)
66. Spilornis rufipectus (elang ular Sulawesi)
Comments